DUNIA PINK-PINK
Karya:
Anindita Siswanto Thayf
Namaku
Sriti Pujiastuti, umur enam belas tahun. Dan akhir-akhir ini aku sedang
ketularan virus gaul Ria, temanku. Katanya aku ini kampungan, menulis diari
saja tidak bisa. Aku bingung harus menulis apa dan sebenarnya masih sangat
bingung tentang diari/agenda itu sendiri. Kalau kata Ria, diari itu untuk
anak-anak atau remaja, sedangkan agenda untuk yang sudah dewasa. Selain itu dia
bilang kalau diari sebagai tempat curhat. Terlebih lagi dia bilang, “hari gini
gak punya diari?! Jangan ngaku ABG deh kalau gitu!”.
Aku akui bukan berasal dari keluarga
berkecukupan ataupun kaya, aku miskin. Rumah petak sebesar pos ronda, berdekatan
dengan sungai kotor yang sering meluap. Aku tak punya kesempatan untuk
berjalan-jalan di mall atau sekedar kumpul bareng dengan teman sekolah karena
wajib membantu orang tua sepulang sekolah. Kendaraan yang aku punya hanyalah
sepeda ontel tua yang sudah berkarat. Saat cewek lain seusiaku bermimpi bisa
kuliah di universitas terkenal, atau artis terkenal, aku malah merasa tidak
punya masa depan. Bersyukur kalau bisa tamat SMA dan nantinya dapat kerjaan
baik setelah lulus. Kalau kamu mengira masalah PR yang menumpuk, plus
sekelompok cewek kecentilan yang selalu mengusilimu di sekolah setiap hari,
plus masalah status jomlomu yang sepertinya bakalan abadi adalah hal yang
membuatmu berkata bahwa dirimulah orang yang paling menderita sedunia,
00w..kamu salah! Masih banyak cewek yang lebih menderita selain dirimu. Salah
satunya aku.
Kalau melihat suasana Malioboro
waktu hujan, maka yang teringat adalah lagu Kla Project-Jogjakarta. Tapi
bayangan romantic, nostalgia, apalagi cinta tidak pernah aku bayangkan. Sampai
saaat ini aku memang masih jomblo. Sayangnya aku di sini bukan untuk ngeceng,
melainkan harus berjualan. Aku bersama tiga temanku, Oyot, Rya dan Apin
menunggui dagangan di tengah derasnya hujan. Kami hanyalah pedagang kaki lima
di Malioboro Jogjakarta.
Tentang diriku, hmmm..orangtuaku
berpindah dari kaki Gunung Kidul ke kota saat seminggu setelah menikah.
Berbekal beberapa lembar baju dan uang hasil menjual kambing warisan. Walau aku
tinggal di Jogja, aku belum pernah mengunjungi Borobudur atau Parangtritis.
Uang hasil kerja Bapak sebagai kusir andong dan ibu sebagai kuli angkut hanya
cukup untuk makan sehari, bukannya untuk jalan-jalan. Namun kita harus selalu
bersyukur, tidak boleh menyesal ataupun mengeluh. Bahkan aku tidak menyesal
dengan nama panggilanku, Titi, di mana kalau kata temanku nama itu mirip nama
pembantu. Aku saat ini lebih memikirkan masa remajaku yang membosankan dan
tidak berwarna. Aku sering dinasehati oleh mbak Pur, pedagang batik di sebelah
tempat jualanku. Usianya yang lewat 30 tahun dan sifatnya keibuan membuatku
menganggapnya kakak. Begitu juga Rya, yang berdagang pernak pernik se-blok
denganku. Aku sudah berteman setahun dengannya. Dia berasal dari Jakarta. Oranggnya
blak-blakan, dan menurutku dia lebih tahu banyak hal. Dan dia menyuruhku
memikirkan kebahagianku dahulu sebelum memikirkan orang lain.
Saat panas musim kemarau menyergap
Jogja, siapapun yang sedang menjemur pakaian atau kasur pasti sangat senang
karena akan cepat kering sebelum senja datang. Walau begitu, pembeli banyak
berdesak-desakan. Kalau kata Oyot yang sok tahu, itu karena akhir pecan adalah
saatnya orang berjalan-jalan. Dan Apin sempat mengatakan keluguannya, di mana
dia lebih mending datang ke Jakarta atau Bali. Jika aku dan Rya menjual
pernak-pernik, dagangan Apin adalah sandal, selop batik, bakiak, dan ulekan.
Sedamngkan Oyot menjual baju kaos preman.
Aku menemukan kantong plastic yang
didalamnya berisi kado. Aku tak bisa menahan diri terlalu lama dan segera
membukanya. Ternyata sebuah buku yang berjudul Dunia Pink-Pink. Ada sederet
tulisan di tengah-tengah.
“Senyumlah!
Maka dunia pun akan balas tersenyum.
Cemberut?
Malah bikin wajahmu tambah kusut.
Masa remaja jangan diisi dengan
Cuma manyun.
Mumpung belum tua, enjoy aja
yuuuk!”
Hal itu membuatku tersenyum. Aku
sempat memperlihatkannya pada Apin, dan dia ingin meminjamnya setelah aku
selesai membaca. Tokohnya bernama Pinkan, namun dipangkin Pink-pink. Seumuran
denganku kelas 2 SMA. Sahabatnya adalah 4 orang cewek dan mereka masuk dalam
geng sweatheart. Dia anak orang kaya. Kakaknya kuliah di universitas terkenal.
Dan Pinkan merayakan sweetseventeen nya di kolam renang sebuah hotel mewah. Hal
itu semakin membuatku ingin melanjutkan membaca. Dan ternyata Happy ending
story. Aku ingin berubah agar bahagia. Berubah seperti Pinkan.
Kalau ingin berubah, apa yang harus
dilakukan pertama? Rambutku hitam sebahu, apa harus dipotong? Yah, akhirnya aku
potong rambut. Terlalu pendek, dan berponi. Aku malu kalau begini. Oyot dan Apin mengejekku. Namun Rya
memahamiku. Dia mengatakan harus mengubah gaya berpakaianku. Tapi dia malah
mengatakanku terobsesi seperti Pinkan. Huh, aku mengira Rya soulmateku, aku
kira dia mngerti aku. Ternyata tidak. Ku kira akan menyenangkan jika dekat
dengannya. Aku benci Rya. Aku memang ingin seperti Pinkan, karena kupikir dia
pantas ditiru. Remaja yang gaul, pede, asyik, cantik, pintar, kaya, supel,
wajarlah kalau mengidolakan dia.
Aku mengidolakan salah satu cowok di
sekolahku. Cowok manis idola para cewek. Anak seorang pengusaha handicraft
terkenal yang cabangnya sampai ke luar negeri. Saat ini dia di depanku, sedang
mengantar sepupunya dari Jakarta untuk berkeliling di Malioboro. Dan kami
sedikit mengobrol. Namanya Devo Wajendra Sudhowo. Dia pindahan dari Bali, tapi
asli Jawa. Sejak pertemuan ini aku merasakan kalau akan bertemu dengannya lagi,
mungkin besok, mungkin nanti. Mungkin tidak lama lagi.
Dan benar, dia datang lagi tepat
berdiri di hadapanku. Kita akhirnya bercerita banyak hal. Namun esoknya ia
tidak muncul. Dan suatu saat di hari Minggu dia datang dengan gaya sporty di
atas sepeda balap. Dev membantu mengeluarkan barang dagangan dan ikut
memajangnya. Bisa dibayangkan betapa deg-degannya aku. Selanjutnya obrolanku
tidak hanya terjadi di malioboro. Tapi juga di sekolah, di kelas, di setiap
kami berpapasan, di mana saja. I think I’m falling in love. Kita saling
bercerita tentang kehidupan masing-masing. Dia yang memulai. Bahkan sikapnya
tidak berubah ketika ia mengetahui tentang keadaan rumahku.
Dulu aku punya TTM, namanya Aji.
Kira-kira 2 tahun lalu. Dia preman di Malioboro. Malu rasanya kalau ingat
pernah jatuh cinta pada preman. Aku benci kalau mengingatnya. Eh, aku jati
teringat kisah Pinkan yang akhirnya jatuh cinta dengan orang yang dibencinya. Seketika
aku lari pulang ke rumah, menghindarinya. Apin dan Rya mendatangiku. Rya
memarahiku, mengatakan kalau aku sudah mencampakkan Aji yang jauh-jauh datang
menemuiku. Dan ia juga menyuruh aku untuk jadi diriku sendiri. Oh, pliss…
Aji sempat mengajakku mengobrol. Dia
mengatakan masih menyimpan kertas yang pernah aku berikan padanya dulu. Dia
menganggap itu puisi, yang sebenarnya adalah lirik lagu.
“
Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu,
Selagi
masih ada waktu.
Jangan
hiraukan diriku.
Aku rela berpisah demi untuk
dirimu.
Smoga tercapai segala keinginanmu.”
Dan
itu terakhir aku bertemu dengannya. Ternyata Mas Aji balik ke Kalimantan. Dan
kata Oyot begitu aku pergi dari Aji hari itu, Dev datang mencariku.
Dev
seminggu ini tidak datang ke sekolah dengan alas an sakit. Namun akhirnya
muncul juga namanya di acara criminal televise dan juga di Koran. Ternyata dia
pengedar obat terlarang. Kenyataan lain adalah dia pindah dari Bali bukan
karena neneknya meninggal, tetapi karena hampir tertangkap di sana. Ternyata
memang benar, ada waktunya untuk tertawa, ada waktunya meneteskan air mata, ada
waktunya untuk bahagia, ada pula waktunya untuk melepaskannhya.
Gara-gara
cowok kriminal itu, hidupku hampir berantakan. Dia mungkin akan menjebakku
memakai obat terlarang. Untung saja polisi cepat datang. Rya dan Apin juga
datang ke rumah untuk menghiburku. Aku berbaikan dengan Rya. Setiap orang
pernah berbuat salah dan menangis. Sama seperti setiap orang pernah jatuh dan
terluka. Menyesal itu memang tidak pernah datang duluan. Kisah itu ditutup oleh
bentangan pelangi.
Nah, kalo ini aku buat unsur intrinsik dan ekstrinsiknya untuk tugas sekolah adikku.
1 komentar:
ijin copas ya..
ngebantu banget nih :D
thanks bangeeet
Posting Komentar