20170828

FATUBRAUN dan PANTAI TERES : Dua keindahan dalam sekali pandang

Minggu pagi, bangun kesiangan, tanpa persiapan, dan jadilah sejadi-jadinya kita (baca : aku dan suami) pergi jalan-jalan. Bayangkan, ketika bangun jam 6.15 pagi dan suami langsung nanya “jadi mo pi ko?” (jadi mau keluar gak?).
“Ya ya ya!” Tentu saja. Kapan lagi?


Masih di Nusa Tenggara Timur. Kali ini di Kabupaten Kupang, tepatnya di kecamatan Amarasi Selatan. Fatubraun dan Pantai Teres, merupakan objek wisata yang patut dikunjungi kalau sedang ada di Nusa Tenggara Timur. Fatubraun merupakan batu yang menjulang tinggi menyerupai gunung. Berlatar belakang langit biru dengan pantai Teres yang indah. Objek ini sudah mulai terekspose dan digemari, hanya saja belum ada ulasan yang detail dan maps pun belum mencapainya.
Lokasi puncak tebing Fatubraun mudah diakses dengan berjalan kaki dari tempat parkir motor. Jalur mendaki sudah diisi kayu-kayu sebagai penyangga samping. Tebing batu berukuran besar juga aman untuk dilalui. Hanya saja mesti waspada dengan angina kencang dan hati-hati ketika menuju puncak. Deretan pantai Amarasi dapat terlihat jelas dari sini.



Ketika menuju Pantai Teres, tinggal menuruni jalan batu putih menuju arah pantai. Permukaan jalan pada beberapa titik ada dengan ketinggian debu semata kaki. Sebaiknya saat menuruni ini dengan sangat hati-hati agar tidak selip. Pantai ini dipenuhi dengan batu-batu berwarna putih yang menutupi hampir sepanjang pasir pantai. Ombak cukup besar sehingga tidak disarankan untuk mandi.


Jika dari Polda NTT, jarak ke Fatubraun kurang lebih 59 kilometer dan ditempuh dalam waktu 2 jam. Berikut kira-kira rutenya. Check Map!
  1. Dari Polda NTT menuju Jl. Eltari, Jl. Frans Seda, Jl. Piet A. Tallo, Jl. Prof. Dr. Herman Johanes hingga tembus ke Timor Raya.
  2. Dari jalan Timor Raya terus ikuti jalan sampai tiba di daerah Oesao, tepatnya di Pasar Oesao.
  3. Dari Pasar Oesao tersebut berbeloklah ke kanan, ikuti jalan dan akan melewati hutan lindung dan pemukiman penduduk. Hanya ada beberapa titik di pertengahan jalan dengan banyak bambu kiri kanan, yang mengalami kerusakan namun masih bisa dilewati.
  4. Tetap lewati jalan tersebut sampai menemukan Hutan Raya Prof.IR. Herman Johanes. Sampai lokasi ini, sinyal akan segera menghilang. Jadi jangan panik, dan bertanyalah jika merasa bingung. Sampai menemukan pemukiman penduduk lokal, akses jalan masih beraspal.
  5. Berlalu dari hutan tersebut, akan melewati Gapura Buraen dan Pos Polisi Amarasi Selatan. Kondisi jalan dengan aspal rusak, sudah diperbaiki dengan tanah putih.
  6. Hingga sampai menemukan pertigaan dengan kondisi jalan beraspal dan belok ke kiri. Masih ikuti jalan hingga menemukan pertigaan kembali dan belok kiri.

  7. Terus jalan hingga menemukan perempatan kecil yang terdapat bak penampung air, dan belok kanan menuju Satuan Radar 226 Buraen. Kalau masih bingung dan takut tersesat, bisa tanya di pos Radar.

  8. Dari Radar, ikuti jalan batu putih menuju ke arah Fatubraun. Akses jalan kecil, sebaiknya menggunakan motor.
  9. Untuk menuju Pantai Teres tinggal mengikuti jalan batu putih menuju bawah sampai menemukan jalan besar beraspal.


Catatan kecil:
* Disarankan memakai masker dan kacamata karena akan sangat berdebu ketika memasuki jalan berbatu putih.
* Bawa makanan dan minuman, karena saat memasuki daerah setelah Oesao sudah jarang pemukiman penduduk. Apalagi kalau berangkat di hari Minggu pagi, maka sudah pasti tidak akan menemukan kios warga diakibatkan mayoritas penduduk melakukan persembahyangan di gereja. Beberapa kios akan buka ketika jam 9 atau 10 pagi.
* Isi tangki bensin di Pertamina terakhir sebelum Pasar Oesao. Karena kalau pagi, belum ada kios warga yang buka.
* Tidak aka nada sinyal internet dari kawasan Hutan Raya Prof.IR. Herman Johanes sampai dengan di Pantai Teres.
* Kios terakhir adalah pada perempatan sebelum Satuan Radar 226 Buraen.
* Tidak tampak lokasi pemukiman warga saat setelah melewati Satuan Radar 226 Buraen. Namun masih ada satu atau dua warga yang terlihat lalu lalang dengan motor. Jadi setidaknya ada yang masih bisa diminta bantuan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
* Waspada saat mendaki tebing batu Fatubraun karena angin sangat kencang.
* Hati-hati saat menuruni jalan batu putih menuju pantai Teres karena ketebalan debu bisa mengakibatkan motor selip.
Jangan ragu untuk bertanya dengan penduduk apabila tersesat.


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Makasi info jalannya kk

serencassandra@gmail.com mengatakan...

waw..
So beautiful my hometown. Kupang, east nusa tenggara

Lamani Ali mengatakan...

Salut buat Bupati dan Pemkab Kupang dalam hal pengembangan Wisata Pantai Teres dengan Agrowisatanya tapi saya punya usulan agar dikembangkan berupa KAPET PANTAI TERES yang dimotori oleh potensi laut yang kaya agar terkelola demi pemberdayaan masyarakat dan dimulai dari pembuatan yanggul pemecah gelombang bagi perlindungan armada nelayan sekaligus sebagai lokjasi wisata pantai.