20150425

HUJAN ...

Hujan, dan entah kenapa aku selalu suka.
Terduduk di sebuah kursi rumah makan Jawa yang terkesan kuno, di kota yang baru-baru aku kenal. Bangunan berjajar sepanjang jalan mengingatkan akan asalku. Riuh kendaraan lalu lalang, anak-anak bermain di trotoar, dan aku masih memandangi renyai hujan dibalik jendela tua beranyam kawat. Yah, dan aku bisa merasakan rintik air sampai menyentuh kulit.
Aku menyukai tempat ini, nyaman dan sederhana. Kadang membuat senyum simpul di wajah hanya dengan memandang ke luar sana. Terlalu nyaman.
Bahkan saat langit semakin gelap dan hujan bertambah lebat, semakin menyenangkan. Orang-orang berteduh di teras-teras toko. Memandang ke seberang, ke arahku. Anak-anak kecilpun mulai berlarian bertelanjang dada, saling mengejar di salah satu sisi jalan. Air hujan menutup aspal semata kaki. Merekapun semakin mengembangkan senyumnya, tertawa lebar, bahagia sekali.
Keadaan ini benar-benar favoritku. Apalagi jika ada seseorang duduk memandangku, meneguk teh hangat, bergurau banyak hal dan mendengar lagu kesukaan bersama. Ah, imajinasiku. Susah pasti untuk menemukan. Namun, hujan ini saja sementara cukup membuatku bahagia.
Aku suka hujan. Suka sekali. Tapi aku lebih suka 'kamu' yang bisa mengalihkanku.