20160324

Petuah Seorang Kakek

Kali ini dapat secercah petuah dari seorang kakek, saudara kandungnya nenek. Tegas dan berpengetahuan. Beliaulah yang dulu mengantar orang tuaku dengan segera ke rumah sakit ketika hendak melahirkan kami. Aku dan kembaranku. Sampai sekarangpun sering ke rumah, menengok nenek dan sembari mengobrol. Obrolan yang terkadang agak berbobot, tetapi tetap bisa dicerna. Penuh wawasan. Pemahaman masa kini, berbeda dengan lanjut usia kebanyakan.
Sambil menjenguk buyutnya, Beliau kembali menekankan nasihatnya. Sebagai seorang ibu sekarang aku pasti mengerti bagaimana dulu beratnya perjuangan orang tua ku. Saat ini dipastikan aku mau tidak mau agar bisa mengambil sikap dan lebih rajin. Berbagi waktu dan pekerjaan dengan suami. Tidak memaksakan diri.
Mungkin orang lain ada yang meremehkan pekerjaanku. Jauh-jauh merantau dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya, meninggalkan keluarga sementara. Namun kakek ini berbeda. Sama seperti nenek, Beliau mendukung sepenuhnya. Katanya memang jodohnya merantau kesana. Kalau tidak ya, pasti susah lolos tes pekerjaan itu, pasti tidak menikah dengan yang sekarang. Ya, aku sadar betul semua diatur Tuhan.
Obrolan kali ini lebih berat dari biasa. Dan aku tetap menyimak. Memaknai dalam-dalam. Intinya, sekarang aku sudah berkeluarga. Sebagai istri, sebagai ibu, dan tetap sebagai seorang wanita karir. Setidaknya lebih bertanggung jawab dan dapat membagi waktu. Nah, lalu kapan aku bisa punya waktuku sendiri? Hahaha :)

20160226

Hobi dan sebagainya.

"Apa hobimu?"
"Warna kesukaan?"
"Tipe pacar idaman?"
Hmmm.. Pertanyaan umum. Namun menjawabnya yang agak sulit. Atau mungkin rumit.
Hobi.
Hobi itu apa? Apa yang selalu dilakukan dan prioritas ? Kalau begitu hobi saya adalah bernafas. Dan makan, tentunya. Atau kegemaran? Tetapi saya suka banyak hal. Menggambar, membaca komik & novel, dengar musik, jalan-jalan, nonton anime, nyalon. Namun jarang dilakukan. Apakah itu hobi?
Bagi saya hobi itu bisa dikondisikan. Tergantung prioritas riilnya.
Warna.
Terkadang coklat tanah, atau soft pink, bahkan cenderung putih. Atau hijau gelap,  sekali-sekali jadi putih kehijauan. Merah juga suka. Atau kuning muda. Biru langit juga bagus. Atau sekalian abu-abu dan hitam.
Di sini kelihatan saya orang yang plin plan. Ya, tapi memang rasa suka tidak bisa dipaksakan.
Pacar.
Kalau dari fisik, saya tidak komentar.
Lebih melihat sifat. Tetapi lebih ke arah dia 'klik'  atau tidak.
Fisik berubah seiring waktu, dan keinginan. Jangan dipaksakan, jangan memaksakan. Jadi diri sendiri. Karena itu yg buat berbeda di mata pasangan.
Sifat juga menyesuaikan, ambil yang positif dan buang negatifnya. Memang tidak semudah ngomongnya. Saling memahami. Kalau cinta pasti mengerti. Tapi pasti sewaktu-waktu ada selisih pahamnya. Tapi kalau sudah cinta, mau dikata apa? Tai kucing rasa cokelat? Hahaha.. Entah itu apa.
Pastinya, kalau 'klik' akan lebih terbuka. Menghargai pasangan, dan lebih memahami satu dan lainnya.
Hmmm, seharusnya bagian ini tidak perlu dijelaskan. Karena saya tidak lagi butuh pacar. Saya sudah memiliki pendamping hidup. Orang yang akan saya ajak saling memahami, berbagi suka dan duka, serta menjalani hari hingga tua dan tiada.