Minggu
pagi, bangun kesiangan, tanpa persiapan, dan jadilah sejadi-jadinya kita (baca
: aku dan suami) pergi jalan-jalan. Bayangkan, ketika bangun jam 6.15 pagi dan
suami langsung nanya “jadi mo pi ko?”
(jadi mau keluar gak?).
“Ya
ya ya!” Tentu saja. Kapan lagi?
Masih
di Nusa Tenggara Timur. Kali ini di Kabupaten Kupang, tepatnya di kecamatan Amarasi
Selatan. Fatubraun dan Pantai Teres, merupakan objek wisata yang patut
dikunjungi kalau sedang ada di Nusa Tenggara Timur. Fatubraun merupakan batu
yang menjulang tinggi menyerupai gunung. Berlatar belakang langit biru dengan
pantai Teres yang indah. Objek ini sudah mulai terekspose dan digemari, hanya
saja belum ada ulasan yang detail dan maps
pun belum mencapainya.
Lokasi
puncak tebing Fatubraun mudah diakses dengan berjalan kaki dari tempat parkir motor.
Jalur mendaki sudah diisi kayu-kayu sebagai penyangga samping. Tebing batu
berukuran besar juga aman untuk dilalui. Hanya saja mesti waspada dengan angina
kencang dan hati-hati ketika menuju puncak. Deretan pantai Amarasi dapat
terlihat jelas dari sini.
Ketika
menuju Pantai Teres, tinggal menuruni jalan batu putih menuju arah pantai.
Permukaan jalan pada beberapa titik ada dengan ketinggian debu semata kaki.
Sebaiknya saat menuruni ini dengan sangat hati-hati agar tidak selip. Pantai
ini dipenuhi dengan batu-batu berwarna putih yang menutupi hampir sepanjang pasir
pantai. Ombak cukup besar sehingga tidak disarankan untuk mandi.
Jika
dari Polda NTT, jarak ke Fatubraun kurang lebih 59 kilometer dan ditempuh dalam
waktu 2 jam. Berikut kira-kira rutenya. Check Map!
- Dari Polda NTT menuju Jl. Eltari, Jl. Frans Seda, Jl. Piet A. Tallo, Jl. Prof. Dr. Herman Johanes hingga tembus ke Timor Raya.
- Dari jalan Timor Raya terus ikuti jalan sampai tiba di daerah Oesao, tepatnya di Pasar Oesao.
- Dari Pasar Oesao tersebut berbeloklah ke kanan, ikuti jalan dan akan melewati hutan lindung dan pemukiman penduduk. Hanya ada beberapa titik di pertengahan jalan dengan banyak bambu kiri kanan, yang mengalami kerusakan namun masih bisa dilewati.
- Tetap lewati jalan tersebut sampai menemukan Hutan Raya Prof.IR. Herman Johanes. Sampai lokasi ini, sinyal akan segera menghilang. Jadi jangan panik, dan bertanyalah jika merasa bingung. Sampai menemukan pemukiman penduduk lokal, akses jalan masih beraspal.
- Berlalu dari hutan tersebut, akan melewati Gapura Buraen dan Pos Polisi Amarasi Selatan. Kondisi jalan dengan aspal rusak, sudah diperbaiki dengan tanah putih.
- Hingga sampai menemukan pertigaan dengan kondisi jalan beraspal dan belok ke kiri. Masih ikuti jalan hingga menemukan pertigaan kembali dan belok kiri.
- Terus jalan hingga menemukan perempatan kecil yang terdapat bak penampung air, dan belok kanan menuju Satuan Radar 226 Buraen. Kalau masih bingung dan takut tersesat, bisa tanya di pos Radar.
- Dari Radar, ikuti jalan batu putih menuju ke arah Fatubraun. Akses jalan kecil, sebaiknya menggunakan motor.
- Untuk menuju Pantai Teres tinggal mengikuti jalan batu putih menuju bawah sampai menemukan jalan besar beraspal.
Catatan
kecil:
* Disarankan
memakai masker dan kacamata karena akan sangat berdebu ketika memasuki jalan
berbatu putih.
* Bawa
makanan dan minuman, karena saat memasuki daerah setelah Oesao sudah jarang
pemukiman penduduk. Apalagi kalau berangkat di hari Minggu pagi, maka sudah
pasti tidak akan menemukan kios warga diakibatkan mayoritas penduduk melakukan
persembahyangan di gereja. Beberapa kios akan buka ketika jam 9 atau 10 pagi.
* Isi
tangki bensin di Pertamina terakhir sebelum Pasar Oesao. Karena kalau pagi,
belum ada kios warga yang buka.
* Tidak
aka nada sinyal internet dari kawasan Hutan Raya Prof.IR. Herman Johanes sampai
dengan di Pantai Teres.
* Kios
terakhir adalah pada perempatan sebelum Satuan Radar 226 Buraen.
* Tidak
tampak lokasi pemukiman warga saat setelah melewati Satuan Radar 226 Buraen.
Namun masih ada satu atau dua warga yang terlihat lalu lalang dengan motor.
Jadi setidaknya ada yang masih bisa diminta bantuan apabila terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan.
* Waspada
saat mendaki tebing batu Fatubraun karena angin sangat kencang.
* Hati-hati
saat menuruni jalan batu putih menuju pantai Teres karena ketebalan debu bisa
mengakibatkan motor selip.
* Jangan ragu untuk bertanya
dengan penduduk apabila tersesat.
3 komentar:
Makasi info jalannya kk
waw..
So beautiful my hometown. Kupang, east nusa tenggara
Salut buat Bupati dan Pemkab Kupang dalam hal pengembangan Wisata Pantai Teres dengan Agrowisatanya tapi saya punya usulan agar dikembangkan berupa KAPET PANTAI TERES yang dimotori oleh potensi laut yang kaya agar terkelola demi pemberdayaan masyarakat dan dimulai dari pembuatan yanggul pemecah gelombang bagi perlindungan armada nelayan sekaligus sebagai lokjasi wisata pantai.
Posting Komentar